6 Fakta Erupsi Gunung Ruang dan Potensi Tsunami Bikin Waspada

 


Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara (Sulut), erupsi. Erupsi ini berpotensi tsunami sehingga harus diwaspadai.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan status Gunung Ruang level IV atau awas. Sejak Kamis (18/4/2024), masyarakat diimbau tidak berada di radius 6 km dari Gunung Ruang.

Adapun warga di Pulau Tagulandang juga diimbau untuk evakuasi ke tempat aman.
"Masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan tsunami yang disebabkan oleh runtuhan tubuh gunung api ke dalam laut," tulis PVMBG.

Kepala PVMBG Hendra Gunawan menyebut beberapa warga ada yang terkena lontaran batu dari erupsi Gunung Ruang. Warga terluka di bagian kepala.
"Dari laporan tim kami yang di sana karena memang ada balai di Manado, ada beberapa warga yang sudah terkena lontaran batu yang membuat luka di kepala, walaupun tidak besar," kata Hendra di konferensi pers di YouTube BNPB Indonesia.
Hendra menyebut erupsi Gunung Ruang semakin parah sejak Rabu sore (17/4). Dia berharap tak ada korban jiwa dalam bencana ini.

Kepala Pusdatin BNPB Abdul Muhari menyebut ada sekitar 11.614 penduduk yang harus diungsikan. Abdul menyebut pihaknya juga mengupayakan melengkapi logistik makanan hingga tenda.
"Hitungan kami dari aplikasi inaRISK itu untuk daerah risiko tinggi itu ada sekitar 1.585 jiwa dalam radius 2,5 km yang wajib untuk keluar dari daerah ini. Ini masih kita koordinasikan dengan BNPB," kata Abdul dalam konferensi pers.

"Sedangkan kalau kita hitung sampai risiko sedang dan risiko rendah, kita keluarkan dari radius 6 km kita tambah buffer 1 km itu ada sekitar 11.614 penduduk yang harus mengungsi untuk sementara waktu," tambahnya.

1. 944 Kali Aktivitas Gempa Gunung Ruang dalam Sehari

PVMBG mencatat Gunung Ruang mengalami aktivitas kegempaan sebanyak 944 kali dalam sehari dengan jumlah terbanyak gempa vulkanik dangkal. Pada 17 April 2024 periode pukul 00.00 hingga 24.00 Wita, Gunung Ruang tercatat mengalami tiga kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo berkisar 50-55 milimeter dan lama gempa 300-840 detik.

"Asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal tinggi sekitar 1.000-1.800 meter dari puncak," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Ruang, Julius Rampolii, dilansir Antara.
PVMBG juga mencatat sebanyak 564 kali gempa vulkanik dangkal, 373 kali gempa vulkanik dalam, 1 kali gempa tektonik lokal, 2 kali gempa terasa, dan 1 kali gempa tremor menerus.

Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan ada dua kampung yang berada di Pulau Ruang, yakni Kampung Limpatehe dan Pumpente. Lokasi kedua kampung dengan jumlah penduduk 838 jiwa itu hanya berjarak 2,5 kilometer dari puncak Gunung Ruang.
Seluruh penduduk di Kampung Limpatehe dan Kampung Pumpente sudah dievakuasi ke tempat aman untuk menghindari bahaya erupsi dan awan panas.

Hendra mengatakan ada satu kampung yang hanya beberapa rumah saja karena penduduk lebih memilih tinggal di Pulau Taguladang, yang berada di sebelah Pulau Ruang. Jarak kedua pulau itu sekitar 10 kilometer.


2. Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara

PT Angkasa Pura (AP) I menutup sementara Bandara Sam Ratulangi gara-gara abu vulkanik Gunung Ruang. Penutupan sementara ini dilakukan demi keselamatan penerbangan.
"Untuk sementara, Bandara Sam Ratulangi kami tutup hingga pemberitahuan selanjutnya," kata GM Bandara Sam Ratulangi Maya Damayanti dilansir Antara, Kamis (18/4/2024).

Maya mengatakan abu vulkanik Gunung Ruang terdeteksi berdasarkan hasil pengamatan lapangan berupa paper test yang dilakukan pada pukul 07.00 Wita. Penutupan sementara Bandara Sam Ratulangi diumumkan melalui notice to airmen (notam) penutupan sementara hingga pukul 10.00 Wita.
Maya menjelaskan penutupan bandara diambil sebagai hasil koordinasi dengan Otoritas Bandara, BMKG, dan beberapa stakeholder lainnya. Hal ini bertujuan agar para penumpang selamat.
"Hal ini penting kami putuskan karena dampak ini dapat membahayakan keselamatan bandara," ucapnya.

Dia mengatakan bandara akan dibuka kembali sampai pemberitahuan selanjutnya dan untuk sementara pihaknya melakukan rapat koordinasi untuk memutuskan hal-hal yang perlu untuk ditindaklanjuti terhadap pesawat yang terdampak. Terkait penutupan ini, penumpang juga telah diinformasikan melalui pengeras suara bandara.
"Kami memohon maaf atas penundaan keberangkatan para penumpang, ini merupakan faktor alam yang tidak bisa dihindari," katanya.

3. Atap Rumah Warga Rusak

Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan Pulau Tagulandang, Sulawesi Utara, sempat dilanda hujan kerikil akibat erupsi Gunung Ruang. Hujan kerikil itu menyebabkan sejumlah atap rumah warga rusak.

"Evakuasi telah dilakukan tadi malam, kami berkoordinasi juga tadi dengan stakeholder kami yang ada di lapangan. Dan mereka juga melaporkan adanya hujan batu kerikil yang terjadi di Pulau Tagulandang yang merusak atap-atap penduduk di daerah sana," ujar Ketua Tim Kerja Pengamatan Gunung Api, Heruningtyas, dalam jumpa pers, Kamis (18/4/2024).

Selain hujan batu kerikil, hujan pasir sempat melanda wilayah tersebut. Peristiwa itu disebut sempat membuat warga ketakutan.Heruningtyas juga melaporkan aktivitas Gunung Ruang pada periode 1-17 April 2024, kegempaan tercatat di Gunung Ruang sebanyak:
- 1.439 kali gempa vulkanik dalam (VTA)
- 569 kali gempa vulkanik dangkal (VTB)
- 6 kali gempa tektonik lokal dan
- 167 kali gempa tektonik jauh
- gempa terasa tercatat 4 kali dengan skala I MMI

"Untuk gempa vulkanik yang signifikan juga disertai dengan getaran tremor, untuk vulkanik menerus dengan beberapa kali erupsi yang gemuruh sampai dengan Pulau Tagulandang," jelasnya.


4. Alat Pemantau Gempa Badan Geologi Juga Rusak

Sejak Rabu (17/4), pukul 20.39 Wita, pos pemantau Badan Geologi tidak lagi mencatat aktivitas gempa di sana akibat erupsi Gunung Ruang. Selain itu, listrik di sana dipadamkan.
"Kejadian erupsi tadi malam menyebabkan alat kami yang berada di lapangan mengalami off, dimungkinkan karena adanya dampak erupsi terdampak dari produk-produk erupsi yang menyebabkan alat kami tidak bisa berfungsi," ujar Heruningtyas.

Herunigtyas mengatakan pihaknya segera memasang alat baru. Dia memastikan pihaknya akan terus memantau aktivitas Gunung Ruang.
"Selanjutnya, kami akan memasang secepat mungkin peralatan pemantauan pengganti sementara untuk memastikan kami tetap memantau aktivitas Gunung Ruang saat ini," jelasnya.

5. BMKG 'Tak Berkedip' Antisipasi Tsunami

BMKG memanfaatkan seluruh sumber daya teknologi untuk mengawasi dan memitigasi potensi tsunami seiring peningkatan status Gunung Ruang. BMKG memastikan terus mengawasi pergerakan air laut.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan setidaknya ada lima sumber daya teknologi berupa peralatan Tide Gauge dan Automatik Weather System Maritim yang berada di wilayah Kepulauan Sangihe, Bitung, dan Pulau Siau. Dia memastikan tiap teknologi tersebut dioperasionalkan maksimal bersama petugas Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mengawasi potensi tsunami akibat erupsi Gunung Ruang itu.

"Kami 24 jam penuh bersama dengan PVMBG seolah tak berkedip mata untuk memonitor muka laut antisipasi potensi tsunami di sekitar Gunung Ruang," kata Daryono, dilansir Antara.
Daryono menjelaskan, erupsi gunung berapi seperti ini berpotensi menyebabkan tsunami dan dampak yang ditimbulkan kemungkinan besar. Hal tersebut terjadi karena fenomena flank collapse atau runtuhnya sebagian atau keseluruhan badan gunung.

Fenomena itu, menurutnya, meski belum terjadi, patut diwaspadai karena berdasarkan catatan BMKG juga pernah dialami oleh Gunung Ruang pada 1871 yang menimbulkan tsunami setinggi 25 meter dan menewaskan sekitar 400 orang.
"Waspada tetap, tapi terlepas dari situ hasil monitoring BMKG sejauh ini menunjukkan semua kondisi laut normal tanpa ada anomali seperti yang dikhawatirkan," kata dia.

6. Pernah Tsunami 25 Meter

Badan Geologi mengungkap sejarah mengenai tsunami akibat erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara. Badan Geologi mengatakan tsunami akibat erupsi itu ketinggiannya mencapai 25 meter.
"Untuk ancaman tsunami sendiri kita belajar dari sejarah pada erupsi Gunung Ruang yang terjadi, itu memang tsunami yang terjadi sampai bagian ke barat Pulau Tagulandang itu berkisar setinggi 25 meter, dan juga berdampak beberapa pada beberapa ratus meter di daratan Pulau Tagulandang sisi bagian barat daya," ujar Heruningtyas.

Heruningtyas memaparkan, Gunung Ruang mulai erupsi pada 1808 sampai hari ini tahun 2024. Gunung Ruang didominasi oleh erupsi eksplosif yang menghasilkan awan panas. Selain itu, hasil dari produk erupsi Gunung Ruang tercatat beberapa kali adalah aliran larva dan juga awan panas yang melanda di seluruh Pulau di Gunung Ruang.

"Dan ini yang salah satu bahaya yang cukup berdampak bagi kehidupan manusia adalah adanya lontaran batu pijar yang sangat mengancam, dan ini jatuhan bom atau vulkanik tidak hanya terjadi di area Pulau Gunung Ruang. Namun juga terjadi di sebagian barat Pulau Tagulandang atau pulau di seberang Gunung Ruang," jelasnya.

Heruningtyas mengatakan salah satu bahaya yang mengancam juga erupsi Gunung Ruang adalah bahaya lahar yang berada di area Pulau Ruang saja.


Sumber: Detik


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel